Pages

Effective Leadership



Para pakar kepemimpinan mempercayai bahwa kepemimpinan yang paling efektif di abad ke 21 adalah kepemimpinan team, bukan kepemimpinan tunggal atau single fighter maupun one man show. Mereka menegaskan bahwa kepemimpinan tunggal merupakan kepemimpinan tradisional yang sudah tidak berlaku di zaman modern.
Sebenarnya kepemimpinan team atau leadership team bukanlah merupakan barang baru tetapi sudah ada ribuan tahun yang lalu, dan secara khusus kita temukan dalam kitab Keluaran pasal 18. Mari kita perhatikan kitab Keluaran 18:17-23 yang berkata, “Tetapi mertua Musa menjawabnya: "Tidak baik seperti yang kaulakukan itu. Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja. Jadi sekarang dengarkanlah perkataanku, aku akan memberi nasihat kepadamu dan Allah akan menyertai engkau. Adapun engkau, wakililah bangsa itu di hadapan Allah dan kauhadapkanlah perkara-perkara mereka kepada Allah. Kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan, dan memberitahukan kepada mereka jalan yang harus dijalani, dan pekerjaan yang harus dilakukan. Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara bangsa; maka segala perkara yang besar haruslah dihadapkan mereka kepadamu, tetapi segala perkara yang kecil diadili mereka sendiri; dengan demikian mereka meringankan pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama dengan engkau turut menanggungnya. Jika engkau berbuat demikian dan Allah memerintahkan hal itu kepadamu, maka engkau akan sanggup menahannya, dan seluruh bangsa ini akan pulang dengan puas senang ke tempatnya."
Nats ini dilatar belakangi kunjungan Yitro, mertua Musa ke padang gurun, tempat perkemahan bangsa Israel, dalam perjalanannya menuju tanah Kanaan. Yitro membawa Zipora, istri Musa dan kedua anaknya, kembali kepada Musa. Ketika Yitro tiba di tempat perkemahan, Musa menceritakan kepada mertuanya, apa yang telah dilakukan Tuhan kepada umat Israel. Yitro bersuka cita dan memuji Tuhan atas kebaikan yang telah dilakukan Tuhan kepada umat Israel, dan tentu saja sangat bangga atas keberhasilan kepemipinan menantunya.
Keesokan harinya, Yitro melihat Musa berdiri seorang diri mengadili diantara umat, sementara umat berdiri di depan Musa dari pagi sampai petang. Melihat hal ini, Yitro berkata, “Tidak baik seperti yang kaulakukan itu”. Kemudian Yitro memberikan nasihat kepada Musa, dan inilah inti dari pembahasan ini. Namun sebelum kita membahas apa nasihat Yitro yang dituruti oleh Musa, perlu kita perhatikan bahwa dalam akhir nasihatnya, Yitro menekankan bahwa Musa hanya akan melaksanakan nasihatnya jika Tuhan memerintahkan demikian. Yitro menekankan bahwa persetujuan Tuhan itu mutlak. Musa melaksanakan nasihat mertuanya, karena Tuhan juga menghendaki demikian.
Sekarang mari kita perhatikan apa nasihat Yitro kepada Musa, yang saya bagi menjadi tiga bagian pokok yaitu (1) The quality of leadership team atau kualitas kepemimpinan tim, (2) The strategy of leadership team atau strategi kepemimpinan tim, dan (3) The responsibility of leadership team atau tanggungjawab kepemimpinan tim.

The quality of leadership team

Dalam ayat 21 dikatakan, “…kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap…” Dari ayat ini ada tiga aspek kualitas kepemimpinan yang diajarkan, yang saya singkat menjadi S-S-C (Spiritual-Skill-Character).
Kata “takut akan Allah” berbicara tentang kualitas spiritual atau kualitas kerohanian. Kita membutuhkan pemimpin yang takut akan Tuhan. Kita membutuhkan pelayan yang takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan merupakan syarat mutlak dari seorang pemimpin.
Kata “orang-orang yang cakap” berbicara tentang skill atau ketrampilan. Aspek inipun tidak boleh kita abaikan. Ketrampilan yang diutamakan dalam konteks ini adalah ketrampilan dalam berkomunikasi, ketrampilan dalam mendengarkan, ketrampilan dalam membangun hubungan, ketrampilan dalam menyampaikan visi-misi, ketrampilan manajemen, ketrampilan dalam memimpin rapat serta ketrampilan dalam hermeneutic maupun homiletic.
Kata “orang yang dapat dipercaya dan benci pada suap” berbicara tentang karakter. Karakter seorang pemimpinlah yang mebuat seseorang dapat dipercaya. Kepercayaan tidak dapat dipaksakan, tetapi yang muncul sendiri, sebagai hasil dari karakter yang dibangun. Kita harus ingat bahwa kepercayaan tidak dapat direkayasa apalagi dipaksakan

The strategy of leadership team
Masih dalam ayat 21 dikatakan, “menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang.” Ini merupakan trategi kepemimpinan yang ditawarkan dalam perikop ini, yang dapat kita kembangkan. Jika kita mau mengembangkan efektifitas pelayanan kita lebih baik, maka perlu juga melakukan modifikasi terhadap stratgi yang ditawarkan dalam perikop ini. Kepemimpinan sel atau kepemimpinan kelompok kecil merupakan contoh pemimpin dari 10 orang, sementara pemimpin dari 50 orang saya pandang sebagai seorang yang memimpin pos PI, dan pemimpin 100 orang yang memimpin satu gereja lokal yang baru bertumbuh.

The responsibility of leadership team

Dalam ayat 19-20 dikatakan, “ … wakililah bangsa itu di hadapan Allah dan kauhadapkanlah perkara-perkara mereka kepada Allah. Kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan, dan memberitahukan kepada mereka jalan yang harus dijalani, dan pekerjaan yang harus dilakukan.” Dari nats ini ada dua hal penting yang harus dikerjakan oleh Musa sebagai pemimpin yaitu yang pertama sebagai intersection prayer atau sebagai pendoa syafaat. Sebagai seorang pemimpin, Musa berdoa syafaat bagi umat yang dipimpinnya. Ini seharusnya menjadi teladan bagi kita para pemimpin. Kita harus memiliki waktu untuk berdoa syafaat, untuk mendoakan orang-orang yang kita pimpin, orang-orang yang Tuhan percayakan keoada kita. Tidak jarang seorang pemimpin terlalu sibuk dengan urusannya, sehingga tidak punya kesempatan untuk mendoakan orang-orang yang dipimpinnya.
Tugas yang kedua yang dilakukan Mua sebagai seorang pemimpin adalah mengajarkan firman Tuhan serta memutuskan ketetapan-ketetapan yang bersifat strategis, bukan teknis. Sebagai seorang pemimpin Kristen, kita seharusnya memusatkan perhatian pada pengajaran firman Tuhan. Kita harus memastikan bahwa orang yang kita pimpin hidup dalam kebenaran firman Tuhan. Sebagai seorang pemimpin, kita bertanggungjawab atas pertumbuhan rohani jemaat yang kita pimpin. Demikian juga dengan seorang kepala keluarga, harus bertanggungjawab atas kehidupan rohani dari anak-anaknya.
Masih ada satu hal lagi yang harus dilakukan Musa yaitu memutuskan perkara-perkara besar. Pemimpin harus fokus untuk memutuskan perkara perkara besar, dan jangan terlalu sibuk dengan perkara-perkara kecil. Pemimpin harus belajar melepaskan diri dari rutinitas, dan memikirkan hal-hal yang memberikan dampak yang besar. Perkara-perkara kecil, dapat didelegasikan kepada orang yang dapat dipercaya. Kita melihat bahwa pendelegasian tugas akan mengingkatkan efektifitas kepemimpinan dan pelayanan kita.

Yosi Budiarto

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment