Pages

Mengapa harus padang gurun ?



Setelah beberapa waktu menjalani kehidupan sebagai seorang Kristen, aku diperhadapkan dengan situasi yang cukup membingungkan, karena hidup aku mulai diproses dan kadangkala terasa kering. Di dalam ibadah atau kelas pengajaran yang pernah aku ikuti, belum pernah diajarkan bahwa aku akan mengalami proses ataupun masa kering seperti ini. Dalam proses itu hatiku sangat merindukan masa indah, yang kulakukan ketika baru "jatuh cinta" kepada Tuhan Yesus.

Dalam proses ini aku berkomitmen terus melakukan disiplin rohani, yaitu membaca firman, berpuasa dan berpuasa. Dulu, kalau berdoa aku merasa sangat dekat dengan Tuhan, ada sukacita yang melimpah dan keintiman yang dalam denganNya. Tapi di masa kering ini aku merasakan "kehampaan" di dalam waktu-waktu doa yang kujalani.

Sejumlah pertanyaan timbul dalam batinku. "Apakah hanya aku yang mengalami hal ini, atau anak Tuhan lainnya juga pernah mengalaminya ? Ada apa ya Tuhan, apa Engkau sudah tidak sayang padaku ? Apa ada hal-hal di dalam hidupku yang tidak berkenan di hadapanMu ?" Jeritan hatiku tak dijawab oleh Tuhan, Dia seolah diam seribu bahasa.

Dalam keadaan yang tidak enak, aku menguatkan hatiku dan mencari tahu sesungguhnya apa yang sedang terjadi di dalam hidup kerohanianku. Pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab itu membuatku memutuskan untuk berbagi cerita dengan pembimbing rohaniku. Akhirnya aku menemukan jawaban bahwa aku berada di masa "padang gurun", masa yang pasti dilajani oleh para pengikut Kristus. Masa "padang gurun" adalah proses yang diizinkan Tuhan, dan harus dilalui setiap umatNya sebelum memasuki "Tanah Perjanjian" yang disediakanNya.

Apakah anda pernah atau sedang mengalami situasi "padang gurun" ? Jika ya, jalanilah hari-hari Anda dengan tetap beriman, karena sekalipun kita sedang berada di padang gurun, Tuhan tetap beserta kita!

Lalu mengapa kita harus menjalani situasi padang gurun ? Di dalam Ulangan 8:2-3, firman Tuhan menjelaskan kepada kita manfaat situasi padang gurun. "Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kau lakukan atas kehendak Tuhan, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintahNya atau tidak. Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kau kenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan."

Yosi Budiarto

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment