Pages

Let’s Beat Procrastination

Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, kita adalah murid-muridNya. Menjadi seorang murid berarti bersedia hidup dengan disiplin karena pembentukan seorang murid diawali dengan kesediaannya untuk didisiplinkan. Bila seseorang ingin menjadi murid tetapi menolak untuk hidup dalam kedisiplinan, maka ia hanya akan menjadi murid-murid yang sulit untuk bertumbuh yang tak memiliki komitmen dalam hidupnya. Salah satu aspek yang paling sulit untuk dikuasai adalah disiplin dalam waktu. Proscrastination atau penundaan somehow telah menjadi salah satu kebiasaan dalam kehidupan sebagian besar dari kita, terutama dengan seringnya orang berkata Indonesia terkenal dengan "jam karetnya". Tetapi kita tentu saja bisa merubah hal tersebut! Procrastination (penundaan) berasal dari bahasa Latin yang berarti "tentang hari esok". Don Marquis mendefinisikannya sebagai "the art of keeping up with yesterday". Penundaan bisa sangat merugikan, tidak hanya merugikan diri sendiri, penundaan juga akan merugikan orang lain. Awalnya mungkin ia tidak memberi efek apa-apa dalam kehidupan anda; namun tanpa anda sadari, dengan terus menerus menunda dan menyingkirkan banyak hal, anda bisa dengan sepenuhnya membiarkan kehidupan berlalu begitu saja melewati anda. Hidup kita tidak akan bisa menjadi maksimal dan tujuan hidup kita bisa tidak tercapai ketika kita menunda. Charles Dickens berkata "Procrastination is the thief of time, collar him." Bagaimana kita dapat mengatasi penundaan? Belajar dari pribadi Abraham (Kejadian 22:1-3), rahasia pertama untuk mengatasi penundaan adalah dengan memprioritaskan prioritas anda. Prioritas Abraham dalam hidupnya adalah Allah dan bukan dirinya. Ketika Allah berfirman pada Abraham untuk mempersembahkan anaknya yang tunggal, pada ayat ketiga dikatakan "keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham ... lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah padanya". Abraham tau apa yang harus dia lakukan dan ia tidak menunda untuk mengerjakannya. Ketika kita tau prioritas kita, apa yang sebaiknya kita lakukan, apa yang ingin kita lakukan dan mengapa penting bagi kita untuk melakukan hal-hal ini, kita harus mengambil sebuah langkah besar untuk mengatasi penundaan kita. Kunci kedua untuk mengatasi penundaan adalah dengan tidak mengesampingkan tugas-tugas kita. Kita sering kali menunda untuk mengerjakan pekerjaan yang terlihat sulit kemudian mereka terlihat semakin sulit dan semakin kita ingin mengesampingkannya lebih lama. That will bring us problems when the time comes. Salah satu cara untuk kita tidak mengesampingkan tugas-tugas sulit kita adalah dengan membagi tugas-tugas ini menjadi potongan-potongan kecil. Buatlah langkah-langkah penting yang bisa dilakukan untuk melengkapi pekerjaan sulit tersebut. Sebagai contoh, ketika kita mendapat assignment 3000 kata, terlihat sangat berat jika kita melihat "3000 kata", namun akan menjadi lebih mudah ketika kita membaginya dan mentargetkan untuk menyelesaikan 300 kata dalam sehari. Menentukan batas waktu (deadline) akan membantu kita menghindari penundaan. Seseorang pernah berkata hal yang paling diperlukan untuk memulai sesuatu adalah "rasa darurat untuk menyelesaikan segalanya". Jika anda memutuskan suatu pekerjaan itu penting, take some time untuk menentukan batas waktu yang realistis namun juga menantang, untuk pekerjaan itu. Batas waktu itu akan membantu mendorong kita pada pencapaian yang lebih besar. Anda akan terkejut dengan hasil yang anda capai ketika anda menetapkan batas waktu. Kunci lain untuk mengalahkan penundaan adalah dengan menetapkan pertanggungjawaban. Kita bersekolah dan belajar dengan baik karena kita harus mempertanggungjawabkan study kita kepada orang tua kita. Kita membayar rent tepat waktu karena kita harus mempertanggungjawabkan diri kita sebagai tenant yang baik. Namun pertanggungjawaban paling penting adalah kepada Allah. Roma 14:12 "Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah. Ketika kita menyadari bahwa kita selalu berada di bawah pengawasan Bapa kita di surga, dan bahwa pada suatu hari nanti kita harus mempertanggungjawabkan semua waktu dan sumber daya yang telah Dia berikan kepada kita, do we still want to procrastinate? No discipline seems pleasant at the time, but painful. Later on, however, it produces a harvest of righteousness and peace for those who have been trained by it. (Hebrew 12:11 – NIV). Mari kita sama-sama belajar untuk tidak lagi menunda dalam mengerjakan apa yang seharusnya kita kerjakan. Dimulai dari hal kecil, bangun tepat waktu tanpa "snooze", hadir tepat waktu, juga ke hal-hal seperti menyelesaikan tugas tepat waktu. Awalnya memang akan terasa sulit, tetapi jika kita tidak memulainya dari sekarang, kita tidak akan pernah berhasil. Don't wait. Don't procrastinate. If you wait for perfect conditions, you will never get anything done. (Ecclesiastes 11:4 LB) Taken from freshgeneration.org

Yosi Budiarto

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment