Pages

When in doubt, …..


Adalah hal yang sangat normal dan manusiawi bagi kita untuk merasa ragu-ragu, bingung, atau tidak dapat membuat keputusan. Dari hal kecil seperti memutuskan mau makan apa, pakai baju apa (yang kemudian membuahkan perkataan ‘When in doubt, wear red’, sampai hal yang lebih besar seperti: lulus kuliah mau kemana? So when in doubt, what should we do?

Dalam beberapa situasi krisis, seringkali orang-orang di sekitar kita memberi masukan seperti “When in doubt, do nothing” yang seirama dengan kata-kata legendaris dari Benjamin Franklin, salah satu pendiri Amerika Serikat: “When in doubt, don’t.” Mungkin, ada yang pula pernah berkata “When in doubt, follow your heart” dan satu yang acapkali terdengar “When in doubt, pray to God.” Jika dipikir-pikir lagi, betapa berlawanannya nasehat-nasehat tersebut, walaupun mereka memiliki unsur yang sama. Jika di-Google, frase ‘when in doubt’ juga akan menghasilkan banyak sekali artikel dengan berbagai pendapat dalam berbagai konteks.

Kata ‘doubt’ ini mungkin terdengar cukup membebani bagi kita yang berada di persimpangan jalan dan sedang mencoba memutuskan jalan terbaik yang harus dipilih. Misalnya, seperti anak-anak kuliah yang sudah akan lulus. Konsultasi dengan orang-orang terdekat dan mencari berbagai informasi untuk memperluas pilihan adalah hal pertama yang harus kita lakukan saat kita merasa kurang yakin dan ragu-ragu. Tapi keputusan tetap berada di tangan kita.

Untuk menjawab pertanyaan seputar keraguan kita, mungkin kita bisa menelusuri cerita seorang tokoh Alkitab bernama Yunus. Ia diperintahkan Tuhan untuk bernubuat kepada rakyat Niniwe agar mereka bertobat dari gaya hidup yang penuh dosa. Yunus yang tidak mengerti maksud Tuhan mengalami dilema yang mengakibatkan dia lari dari hadapan Tuhan, kebingungan hendak kemana dan tanpa tujuan. Ia menutup telinga hatinya dari suara Tuhan, yang memerintahkannya untuk pergi ke Niniwe dan malah mengikuti kehendak hatinya tanpa berkomunikasi dulu dengan Tuhan tentang memberikan kesempatan pada Niniwe (Yunus 1:3).

Dari cerita Yunus di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa “mengikuti kata hati” dan “mengikuti kata Tuhan” sebenarnya bukan dua hal yang bertentangan. Yang berbeda adalah kehendak hati yang terbuka mendengar suara Tuhan dan yang tidak. Tuhan menaruh Roh Kudusnya di hati kita, dan roh kuduslah yang berdoa kepada Tuhan tentang keluhan-keluhan kita yang tidak terucapkan (Roma 8:26). Jadi, saat kita dekat dengan Tuhan, kata hati kita adalah juga bagian dari kata hati-Nya. Di lain pihak, saat kita sudah lama tidak membangun hubungan dengan Tuhan, otomatis hati kita akan lebih banyak diliputi kedagingan yang secara alami sudah ada dalam diri kita.

Oleh karena itu, when in doubt, first pray to God and then listen to your heart. Yang terpenting saat kita merasa ragu dan perlu jawaban pasti adalah membuka hati kita untuk mendengar kehendak Tuhan sebab kehendak Tuhan adalah rancangan damai sejahtera, bukan kecelakaan (Yer 29: 11). Kita mungkin punya banyak rancangan dan rencana sendiri tetapi hanya keputusan Tuhan yang terlaksana (Ams 19:26). Jadi, mari kita sama-sama terus belajar untuk membangun hubungan dengan Tuhan supaya apapun yang kita lakukan ke depannya adalah sesuai dengan kehendak-Nya. (NH)


“Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku; demikianlah firman Tuhan, dan Aku akan memulihkan keadaanmu…”

(Yeremia 29: 12-14a)

Yosi Budiarto

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment