Pages

Daily Bread September 1



Kamis, 01 September 2011
Akibat Tidak Membangun Rumah Tuhan
Bacaan Firman: Hagai 1:6-9
1.Apakah Firman Tuhan untuk bangsa Yehuda? (Ayat 7).
a.Bagaimanakah keadaan hidup umat Tuhan? (Ayat 6).
b.Hal apakah yang terjadi dengan diri umat Tuhan? Mengapa? (Ayat 9).
2.Jadi, hal apakah yang seharusnya dilakukan oleh umat Tuhan? (Ayat 8).
Renungan Firman:
Tuhan menyampaikan nubuatan kepada bangsa Yehuda tentang kerinduan-Nya untuk membangun kembali rumah Tuhan. Ini juga merupakan gambaran dari kerinduan Tuhan untuk membangun kembali rumah Tuhan di akhir zaman. Tuhan hanya memiliki satu prioritas paling utama dalam hati-Nya, yaitu memiliki sebuah tempat kediaman. Ini adalah kerinduan terdalam yang ada di hati Tuhan. Fokus utama dari segala kegiatan Allah adalah membangun rumah-Nya. Banyak umat Tuhan yang fokus hidupnya menyimpang, karena sibuk dengan urusan rumahnya sendiri. Mereka membiarkan rumah Tuhan tetap menjadi reruntuhan. Kini, kita melihat keadaan gereja seperti reruntuhan. Banyak jiwa-jiwa terkumpul, tetapi seperti batu-batu yang bertumpuk di atas tanah reruntuhan rumah Tuhan. Mereka belum terbangun menjadi rumah Allah yang rapi tersusun (Efesus 2:19-22). Gereja masih merupakan tumpukan batu-batu. Tumpukan batu-batu itu bukanlah rumah yang nyaman untuk didiami. Itulah sebabnya, keadaan umat Tuhan sangat menyedihkan sekali. Mereka hidup tanpa berkat Tuhan. Karena mereka mengharapkan banyak, tetapi hasilnya dihembuskan oleh Allah.
Pertanyaan renungan:
1.Apa kerinduan terdalam dari hati Tuhan terhadap rumah-Nya?
2.Hal apakah menyebabkan umat Tuhan hidup tanpa berkat Tuhan? Jelaskan?

Jumat, 02 September 2011
Rumah Yang Tak Tergoncangkan
Bacaan Firman: Hagai 2:5-10
1.Apa nasihat Tuhan untuk Zerubabel dan Yosua? Apakah janji Tuhan kepada umatNya? (Ayat 5-6).
2.Menurut Anda, hal apakah yang akan terjadi pada akhir zaman ketika penulis kitab Ibrani mengutip ayat 8 dan 9 di dalam Ibrani 12:26-28?
3.Apa janji Tuhan tentang keadaan rumah Tuhan yang akan dibangun kembali? (Ayat 10)
Renungan Firman:
Untuk membangun rumah Tuhan itu sangat tidak mudah. Banyak tantangan dan kesulitan yang dihadapi oleh orang-orang yang membangunnya. Semua musuh mencoba melemahkan orang-orang yang membangun rumah Tuhan. Namun, Allah berjanji untuk menyertai umatNya. RohNya akan tetap tinggal di tengah-tengah umatNya. Janji Tuhan ini masih berlaku bagi kita dimana suatu saat, seperti kutipan dari ayat 7-8 yang dikutip oleh penulis kitab Ibrani dalam Ibr. 12:26-28), bahwa Allah akan menggoncangkan segala sesuatu yang dapat digoncangkannya. Mengapa digoncangkan? Tujuannya adalah agar tinggal tetap orang-orang yang berdiam rumah Tuhan. Hanya orang yang berdiam di rumah Tuhanlah yang tidak akan tergoncangkan. Pada saat terjadi kegoncangan, barang-barang indah kepunyaan segala bangsa seperti emas dan perak akan mengalir ke rumah Tuhan. Menurut para penafsir alkitab, disamping berbicara tentang Bait Allah jasmani yang akan dibangun kembali, tetapi sekaligus ada nubuatan tentang rumah Tuhan (Sion) yang akan datang pada akhir zaman (baca Yesaya 60:5-11). Pada akhir zaman, banyak bangsa (termasuk Kedar dan Nebayot) akan datang ke rumah Tuhan dengan emas dan peraknya. Ini berarti ada kelimpahan jiwa-jiwa sebagai bahan (batu-batu hidup) untuk pembangunan rumah Tuhan, sekaligus kekayaan (dana) untuk membangun rumah Tuhan. Haleluya.
Pertanyaan renungan:
1.Hap apakah yang dijanjikan oleh Tuha ketika umat-Nya membangun rumah Tuhan?
2.Apa tujuan Tuhan menggoncangkan segala sesuatu?
3.Apa janji Tuhan untuk kemuliaan rumah yang akan dibangun kemudian?

Sabtu, 03 September 2011
Berkat Dimulai Dari Rumah Tuhan
Bacaan Firman: Hagai 2:16-20
Di dalam ayat-ayat ini, Allah menantang umat-Nya untuk membandingkan berkat-berkat yang diterimanya, sebelum dan sesudah mereka membangun rumah Tuhan.
1.Hal-hal dan keadaan-keadaan apa yang akan terjadi pada umat Tuhan sebelum mereka membangun rumah Tuhan? (Ayat 16-18).
2.Apa yang dijanjikan Tuhan kepada umatNya, mulai dari hari mereka membangun rumah Tuhan? (Ayat 19-20).
Renungan Firman:
Ternyata, ada perbedaan besar dari kehidupan orang yang berfokus membangun rumah Tuhan dan orang-orang yang acuh tak acuh dalam membangun rumah Tuhan. Mereka yang tidak pernah membangun rumah Tuhan hidupnya selalu kekurangan ditengah-tengah pendapatan yang banyak. Mereka mungkin memiliki banyak uang, harta, dan kedudukan tinggi, tapi tidak sanggup menikmati pendapatannya. Mereka memiliki banyak uang dan harta, tapi tidak memiliki banyak berkat. Selalu ada hama atau penyakit yang merusak harta bendanya. Allah menantang kita untuk memperhatikan keadaan hidup kita dan membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah membangun rumah Tuhan. Allah berjanji, bahkan meminta umatNya untuk mencatat tanggalnya, bahwa sejak mereka mulai membangun rumah Tuhan, maka Ia pasti memberi berkat. Catatlah. Sejak Anda membangun rumah Allah, maka Allah akan memberi berkat. “Mulai hari ini Aku akan memberi berkat.”

Pertanyaan renungan:
1.Pernahkah Anda melihat dan mencatat perbedaan hidup antara orang yang membangun rumah Tuhan dan orang yang acuh tak acuh terhadap rumah Tuhan?
2.Sudahkah Anda mencatat tanggal sesuai tantangan Tuhan ketika Anda terlibat dalam membangun rumah Tuhan? Apa komitmen Anda?

Minggu, 04 September 2011
Tukang Bangunan Sekaligus Batu Hidup
Bacaan Firman: 1 Petrus 2:3-7
1.Jika kita telah mengecap kebaikan Tuhan, hal apa yang harus kita lakukan? (Ayat 3-4).
2.Setelah itu, hal apakah yang harus kita biarkan terjadi atas hidup kita? (Ayat 5).
3.Menurut kitab suci, siapakah batu yang terpilih itu? (Ayat 6). Menjadi batu apakah yang baru itu bagi orang-orang yang percaya? (Ayat 7).
Renungan Firman:
Tujuan hidup kita bukan sekedar mengecap kebaikan Tuhan, yaitu menerima penebusan Kristus. Tetapi menjadi batu-batu hidup yang dipergunakan untuk pembangunan rumah Tuhan. Semua orang percaya adalah batu-batu hidup, sekaligus imam-imam untuk mempersembahkan korban kepada Allah. Semua agama di dunia, termasuk agama Yahudi, memiliki 3 hal: bait (kuil), imam, korban (persembahan). Namun, pada agama Kristen, ketiga hal tersebut ada di dalam diri orang-orang percaya. Kita semua adalah batu-batu hidup yang membentuk Bait Allah. Kita juga adalah sekaligus imam, dimana Kristus korban penebusan kita telah bersatu dengan kita. Jadi ketiga hal itu ada di dalam diri kita secara korporat. Kita adalah satu-satunya agama “three in one”. Jadi Bait Allah bukanlah bangunan jasmani, tetapi kumpulan batu-batu hidup atau imam-imam yang mempersembahkan korban. Setelah kita menerima korban penebusan, ada 2 korban yang harus senantiasa kita berikan:
1.Korban syukur / ucapan bibir (penyembahan) yang menyebabkan kesadaran akan hadirat Allah di tengah-tengah baitNya (Ibrani 13:5).
2.Korban perbuatan baik / memberi bantuan (Ibrani 13:6). Inilah korban perbuatan yang nyata dalam saling mengasihi dengan saling memberi dan membangun.
Jadi, dengan korban-korban yang demikian, kita berfungsi sebagai tukang-tukang bangunan yang saling membangun, agar setiap batu hidup menjadi serupa dengan Kristus, batu penjuru kita.
Pertanyaan renungan:
1.Mengapa orang Kristen disebut 'three in one'?
2.Sudahkah Anda melakukan fungsi Anda sesuai dengan perintah Tuhan? Mengapa?


Senin, 05 September 2011
Dibangun Untuk Perbuatan-Perbuatan Besar
Bacaan Firman: 1 Petrus 2:6-9
1.Menurut kitab suci, siapakah batu yang terpilih itu? (Ayat 6)
2.Menjadi batu apakah batu itu bagi orang-orang percaya? (Ayat 7)
Bagi siapakah batu itu menjadi batu sandungan?
3.Menjadi apakah orang-orang percaya dan menjadikan batu itu batu penjuru? (Ayat 9).
Renungan Firman
Orang-orang Israel seharusnya menjadi tukang-tukang bangunan yang dipanggil oleh Tuhan untuk membangun rumahNya. Tetapi, mereka menolak dan membuang Kristus. Mereka mau mencoba membangun rumah Tuhan dengan cara mereka sendiri. Kristus yang mereka buang, ternyata adalah batu penjurunya rumah Tuhan. Batu penjuru adalah sebuah batu yang diletakkan di bawah dua sudut tembok sebagai fondasi pojok yang sangat penting dan juga sebagai standar bagi batu-batu lain. Batu-batu lain dibentuk sesuai bentuk dan ukuran batu penjuru (khususnya lebar dan tingginya). Dalam upacara peletakan batu pertama pembangunan Bait Allah atau juga bangunan apapun, maka batu pertama yang diletakkan adalah batu penjuru, (contoh: Zakharia 4:7). Pada suku-suku tertentu di zaman Perjanjian Lama di Palestina, sering dikorbankan bayi-bayi (manusia) sebagai korban, agar dewa-dewa melindungi fondasi dari bangunan / kuil yang dibangun. Ini membuktikan betapa pentingnya batu penjuru dari sebuah bangunan. Pada rumah Tuhan, Kristuslah batu penjurunya, dan kitalah tukang-tukang bangunannya. Apabila kita saling membangun sehingga semua batu hidup dibangun di atas dasar batu penjuru sesuai gambar batu penjuru itu, maka kita akan menjadi rumah Tuhan yang didalamnya dan melaluinya diberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang besar. Pasti ada banyak mujizat dan transformasi.
Pertanyaan renungan:
1.Sudahkah Anda menjadi tukang bangunan yang ahli membangun? Mengapa?
2.Bagaimanakah caranya perbuatan-perbuatan besar Allah dapat diberitakan?

Selasa, 06 September 2011
Rapi Tersusun Menjadi Rumah Tuhan
Bacaan Firman: Efesus 3:19-22
1.Siapakah kita, setelah diselamatkan? (Ayat 19). Apakah yang akan dilakukan atas kita? (Ayat 20).
2.Jika kita dibangun di atas dasar yang benar, hal apakah yang akan terjadi? (Ayat 21)
3.Akhirnya, menjadi apakah kita semua? (Ayat 22)

Renungan Firman:
Kristus adalah batu penjuru, sedangkan rasul-rasul dan nabi-nabi menjadi batu-batu fondasi gereja. Rasul-rasul dan nabi-nabi mendapatkan wahyu dari Allah tentang Maksud Abadi Allah, yaitu: Rencana Allah tentang rumah-Nya. Rumah Allah adalah gaya hidup “saling” seperti yang dipraktekkan oleh Allah Tritunggal. Prinsip inilah yang harus menjadi dasar kita bergereja. Tetapi banyak gereja, dasarnya bukanlah gaya hidup ini. Mereka lebih menekankan gaya hidup individu, atau kelompok kumpulan individu-individu. Kalau gereja dibangun di atas dasar yang benar, maka setiap orang percaya akan bertumbuh dan rapi tersusun. Apakah yang akan terjadi selanjutnya? Jika kita rapi tersusun, maka kita mengekspresikan wujud sesuai design bangunan itu. Ingat! Gereja adalah ekspresi Kristus. Dengan perkataan lain, gereja adalah gambar yang terlihat dari Kristus yang tidak terlihat. Dengan melihat gereja, kita dapat melihat Kristus secara korporat. Sama seperti sebuah bangunan, apabila batu-batunya tidak tersusun rapi atau tidak komplit, maka wujud dari bangunan sesuai yang direncanakan oleh arsiteknya tidak akan terlihat dengan jelas. Demikian pula bangunan Allah perlu rapi tersusun untuk mengekspresikan Kristus.
Pertanyaan renungan:
1.Sudahkah Anda dibangun di atas dasar yang benar sebagai rumah Allah?
2.Apakah Anda sudah menjadi gereja yang mengekspresikan Kristus yang tidak terlihat?

Rabu, 07 September 2011
Rumah Mendatangkan Kehidupan
Bacaan Firman: 1 Korintus 12:13; Yohanes 7:37-39
1.Hal apakah yang telah terjadi atas semua orang (Yahudi, Yunani, budak, orang merdeka) yang telah ditebus oleh Kristus? (1 Korintus 12:13).
2.Apa yang harus dilakukan oleh orang-orang percaya yang haus? (Yohanes 7:37-39).
Renungan Firman:
Kita adalah tubuh Kristus atau Bait Allah. Bait Allah bukanlah bersifat pribadi, tetapi komunitas. Kita telah dibaptis ke dalam tubuh Kristus (Bait Allah) dan diberi minum dalam Bait Allah oleh Roh yang sama. Jadi, kita tidak dapat dipenuhi Roh Kudus secara utuh apabila kita tidak hidup di dalam rumah Allah. Peristiwa yang terjadi dalam Yohanes 7:37-39, seringkali ditafsirkan sebagai kepenuhan Roh Kudus secara pribadi. Padahal peristiwa itu sendiri terjadi pada puncak hari perayaan Pondok Daun, dimana para imam membawa air (simbol dari air yang keluar dari batu karang di padang gurun – Keluaran 17) dari kolam Siloam, dalam sebuah bejana emas. Lalu, air itu dicurahkan di atas altar sebagai sebuah persembahan. Selama upacara, Yesaya 12:3 dibacakan, dan orang-orang Israel berteriak dan bernyanyi dengan sukacita. Jadi, hal itu adalah menggenapi nubuat tentang gereja sebagai Bait Allah, dimana jika anggota-anggotanya berfungsi, maka kita menjadi Bait Allah yang mengalirkan aliran-aliran air hidup kepada orang-orang yang membutuhkan kehidupan. Kita dapat minum dan dipuaskan. Bahkan melalui aliran-aliran air kehidupan itu, sekeliling kita mengalami kehidupan. Ada transformasi yang terjadi di masyarakat (Yehezkiel 47:1-12).
Pertanyaan renungan:
1.Apa tujuan utama dari mengalirnya aliran-aliran air hidup itu?
2.Bagaimanakah caranya Anda mengalirkan air hidup itu kepada orang lain?

Kamis, 08 September 2011
Bahan Bangunan Yang Tahan Uji
Bacaan Firman: 1 Korintus 3:12-15
Pertanyaan Renungan
1.Bahan-bahan bangunan apakah yang kemungkinan dipergunakan oleh kita sebagai orang Kristen untuk membangun di atas dasar Yesus Kristus? (Ayat 12).
2.Hal apakah yang akan terjadi pada pekerjaan kita masing-masing? (Ayat 13-15).
Renungan Firman:
Setelah fondasi diletakkan oleh rasul, maka setiap orang percaya adalah pembangun-pembangun rumah Tuhan yang harus bekerja. Ingat! Setiap orang percaya adalah pembangun-pembangun rumah Tuhan. Setiap orang percaya adalah tukang-tukang bangunan yang akan membangun di atas fondasi itu. Setiap orang percaya harus mencari bahan (penginjilan), lalu membentuk bahan (pengajaran), kemudian memasang bahan (penggembalaan), memasangnya sesuai dengan gambar (kerasulan), mengawasi agar pekerjaannya tidak menyimpang dari gambar (kenabian). Di sini ada peringatan dari Paulus. Kita harus memeriksa, bahan apa yang digunakan untuk membangun di atas dasar itu. Apakah bahan-bahan yang digunakan adalah bahan-bahan yang tahan terhadap api (tahan uji), seperti emas, perak, dan batu-batuan indah? Ataukah bahan-bahan yang dipergunakan adalah bahan-bahan yang tidak tahan api (tahan ujian), seperti kayu, rumput kering, atau jerami? Jadi, di dalam saling membangun di antara sesama tukang, kita perlu memeriksa, apakah kita menjadikan orang yang dibangun itu bahan yang tahan uji atau tidak. Apakah bahan-bahan yang tahan uji itu? Semua yang tak sesuai dengan kehendak Allah (Maksud Abadi Allah) adalah bahan yang tidak tahan uji.
“Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah (Maksud Abadi Allah) tetap hidup selama-lamanya.” – 1 Yohanes 2:17. Jadi, jika kita membawa diri kita dan orang lain kepada Maksud Abadi Allah, yaitu rencana untuk pembangunan rumah Tuhan, maka kita dan orang-orang tersebut adalah bahan yang tahan uji. Tapi, jika kita tidak berfokus pada Maksud Abadi Allah, namun pada: kemakmuran, kesuksesan, keinginan-keinginan manusia, maka kita adalah bahan yang tidak tahan uji.


Jum'at, 09 September 2011
Peranan Rasul Dan Setiap Orang Percaya
Bacaan Firman: 1 Korintus 3:10-11
Pertanyaan Renungan
1.Sesuai dengan kasih karunia Allah, peranan apakah yang dianugerahkan pada Paulus? Apakah peranan tiap-tiap orang? Bagaimanakah tiap-tiap orang harus bekerja? (Ayat 10).
2.Dasar apakah yang harus diletakkan atas bangunan Allah? (Ayat 11).
Renungan Firman:
Di dalam membangun rumah Tuhan, ada peranan rasul-rasul dan ada juga peranan setiap orang percaya. Rasul-rasul bertugas meletakkan dasar bangunan Allah, yaitu Yesus Kristus. Karena Yesus Kristus adalah fondasi dari setiap orang percaya (batu-batu hidup) yang dibangun di atasnya. Kristus bukanlah sekedar tokoh agama yang perlu kita contoh. Dia adalah sumber dan pelaku kehidupan kita. Kita bukan lagi berusaha meniru Kristus dengan kekuatan kita, tetapi Kristuslah yang harus menjadi kehidupan kita (Galatia 2:19-20). Kristuslah yang memikul segala kehidupan kita. Bayangkan kalau Kristus adalah fondasi kita, maka Dialah yang memikul beban seluruh batu-batu hidup yang dibangun di atas-Nya. Akibatnya, batu-batu hidup menjadi ringan, karena bukan mereka lagi yang memikul beban hidupnya, tetapi Kristus. Lalu, apakah tugas dari setiap orang percaya? Peranan dari setiap orang percaya adalah membangun di atas fondasi itu. Ternyata, semua orang percaya (tiap-tiap orang) adalah pembangun rumah Tuhan. Banyak orang Kristen tidak memahami kebenaran ini. Mereka berpikir bahwa tugas membangun rumah Tuhan adalah tugas pemimpin-pemimpin dan rasul-rasul, sedangkan tugas mereka adalah menjadi batu-batu hidup yang pasif dan menunggu untuk dibangun oleh rasul-rasul dan pemimpin-pemimpin. Itu tidak tepat. Setiap orang adalah pembangun-pembangun rumah Tuhan di atas fondasi (Yesus Kristus) yang telah diletakkan oleh rasul-rasul.

Sabtu, 10 September 2011
Bahaya Bila Merusak Rumah Tuhan
Bacaan Firman: 1 Korintus 3:16-17, 3-4
Pertanyaan Renungan
1.Hal apakah yang harus kita ketahui dengan jelas? (Ayat 16)
2.Hal apakah yang akan terjadi bila kita membinasakan (merusak) Bait Allah? (Ayat 17)
3.Bagaimanakah jemaat di Korintus merusak Bait Allah? (Ayat 3-4)
Renungan Firman:
Banyak orang Kristen yang salah menafsirkan ayat ini. Mereka mengambil ayat ini keluar dari konteksnya untuk membuktikan bahwa orang yang merokok dapat membunuh diri. Orang yang melakukan dosa-dosa terhadap tubuh akan dibinasakan oleh Allah. Memang benar bahwa dosa-dosa tersebut adalah dosa-dosa yang dibenci oleh Allah, tapi kita tidak boleh menggunakan ayat ini. Bait Allah yang dimaksud ayat ini bukanlah bersifat pribadi, tetapi korporat. Mengapa? Sebab kata “kamu” di sini adalah jamak. Jadi, Bait Allah yang dimaksudkan adalah keseluruhan orang percaya di Korintus. Artinya, Bait Allah di sini adalah gereja di Korintus. Bagaimanakah cara orang-orang di Korintus merusak Bait Allah (gereja)? Mereka memecah-mecah tubuh Kristus (Bait Allah) dengan berpihak-pihak. Ada yang menjadi golongan Paulus, Apolos, Petrus, ada pula yang merasa mereka golongan Yesus (baca 1 Korintus 1:11-13). Apakah akibatnya? Akibatnya, orang yang membinasakan (bahasa Inggris: defile (NKJV) = mengotori; mencemari – destroy(NIV) = merusak), Bait Allah akan dibinasakan (destroyed = dirusak; dihancurkan) oleh Allah. Mengerikan sekali. Kita seringkali merasa jijik dan ngeri dengan dosa-dosa seperti: percabulan, korupsi, pembunuhan, okultisme, dsb. Tetapi sebenarnya, yang lebih menjijikan dan mengerikan apabila kita memecah tubuh Kristus (Bait Allah). Kita harus menghargai rumah Tuhan, jangan dirusak dengan tindakan apapun.

Minggu, 11 September 2011
5 Pekerjaan Orang-Orang Kudus
Bacaan Firman: Efesus 4:10-12
Pertanyaan Renungan
1.Untuk tujuan apakah Kristus naik jauh lebih tinggi dari semua langit? (Ayat 10)
2.Setelah Kristus naik, hal apakah yang Ia berikan untuk rencana di ayat 10? (Ayat 11)
3.Untuk apakah pemberian-pemberian (rasul, nabi, pemberita injil, gembala, dan pengajar) tersebut? (Ayat 11-12)
Renungan Firman:
Kristus naik ke sorga setelah bangkit dari kematian dan menyelesaikan penebusan-Nya di kayu salib. Ia naik ke atas (ke dimensi yang lebih tinggi), supaya Ia memenuhkan segala sesuatu, dimulai dari gereja-Nya. Sasaran Kristus adalah agar gerejaNya, yang terlebih dahulu dipenuhi dengan segala kepenuhan Kristus. Jadi, sasaran gereja adalah menjadi gereja kepenuhan Kristus. Kalau kita ada di gereja kepenuhan Kristus, maka kitapun akan jadi anggota yang bertumbuh dan dewasa. Sekarang bagaimanakah caranya agar gereja menjadi gereja kepenuhan Kristus? Kristus memberikan 5 peranan (pelayanan) Nya pada gerejaNya. Kristus adalah Rasul (Ibrani 3:1); Nabi (Yohanes 9:17; 4:19); Gembala (Yohanes 10:11, 14); Penginjil (Matius 4:17; Lukas 4:43); dan Guru (Yohanes 13:13). Sebagai Rasul, Yesus diutus untuk menyatakan dan menggenapi Maksud Abadi Allah, yaitu pembangunan rumah-Nya (Yohanes 2:19-21). Yesus juga adalah Nabi yang menyampaikan pesan Tuhan (konfirmasi, teguran) tentang penggenapan Maksud Abadi Allah (Ibrani 12:18-29). Sebagai Gembala, Yesus memelihara domba-domba dengan menyerahkan nyawa-Nya (Yohanes 10:14-15). Kristus selalu memberitakan Injil Kerajaan, yaitu berita bahwa Raja (Kristus) akan datang dengan tubuhNya (gerejaNya) untuk memerintah (Matius 16:19-20). Bahkan Kristus terus-menerus mengajar bagaimana kita menjadi batu-batu hidup yang serupa dengan Dia (Batu Penjuru) (Lukas 6:40). Nah, kalau kita adalah murid Kristus yang baik, maka kita sebagai murid pasti akan melakukan kelima pekerjaan yang dilakukan oleh guru kita.

Senin, 12 September 2011
Mencapai Kepenuhan Kristus
Bacaan Firman: Efesus 4:13-16
Pertanyaan renungan:
Selanjutnya, jika kita semua terus-menerus mempraktekkan Efesus 4:11-12, maka Efesus 4:13-16 adalah buah-buahnya, atau hasilnya. Temukanlah 7 hal tersebut sebagai hasilnya:
a.Ayat 13a _____________________
b.Ayat 13b _____________________
c.Ayat 13c _____________________
d.Ayat 13d _____________________
e.Ayat 14-15a __________________
f.Ayat 15b ____________________
g.Ayat 16 _____________________
Renungan Firman
Kita seringkali mencoba untuk berusaha mempraktekkan buah-buah seperti pada ayat 13-16. Padahal ke-7 hal ini adalah hasil otomatis yang dicapai jikalau kita semua terus-menerus mempraktekkan Efesus 4:11-12, yaitu membangun rumah Tuhan atau tubuh Kristus (baca renungan kemarin). Pernahkah Anda melihat bagaimana pohon mencoba keras (“ngeden”) untuk menghasilkan buah-buah? Tidak! Pohon itu berbuah bukan karena “ngeden”, tetapi mengikuti proses dimana daun-daun memasak makanan (fotosintesis), sehingga mendapat energi untuk bertumbuh dan akhirnya menghasilkan buah. Demikian pula kita sebagai anggota tubuh Kristus atau batu-batu hidup, berfokus untuk saling membangun dengan melakukan ke-5 pekerjaan itu (kerasulan, kenabian, penginjilan, penggembalaan, dan pengajaran), maka kita adalah seperti pohon yang “memasak” makanan rohani, atau seperti tubuh yang mencerna makanan menjadi energi rohani. Energi itu adalah seperti kehidupan Kristus yang kemudian otomatis menghasilkan ke 7 hasil (buah) tersebut. Contoh: jika kita sibuk untuk saling membangun sehingga kita saling mentransfer kehidupan Kristus satu dengan yang lain, maka kita akan bertumbuh dalam segala hal ke arah Kristus yang adalah Kepala.




Selasa, 13 September 2011
Murid Melakukan Apa Yang Dilakukan Guru
Bacaan Firman: Lukas 9:23-24; 6:40
Pertanyaan renungan:
1.Apa yang dikatakan oleh Kristus tentang setiap orang yang mau menjadi pengikutNya? (Lukas 9:23) Mengapa? (Ayat 24)
2.Apakah yang akan terjadi bila sebagai murid kita telah tamat pelajarannya? (Lukas 9:40)
Renungan Firman:
Dari ayat-ayat di atas, kita melihat bahwa menjadi murid artinya menjadi pengikut. Itulah arti pertama dari murid (bahasa Yunani: mathetes). Murid adalah seorang pengikut. Bagaimana caranya kita menjadi pengikut? Sekarang kita bersatu dengan Kristus (1 Korintus 12:13) dan menjadi anggota-anggota tubuhNya. Jadi, kita telah menjadi pengikut Kepala kita. Lalu, arti kedua dari kata murid (mathetes) adalah pemagang atau orang yang belajar sesuatu dengan melakukannya bersama-sama dengan guru di lapangan. Dulu, sebelum terbentuk tubuh Kristus, murid-murid harus meniru Kristus, Guru yang ada bersama-sama dengan mereka. Namun setelah kita menjadi anggota tubuhNya, kita menjadi satu dengan Kristus. Kini kita bukanlah sekedar meniru, tetapi Kristuslah yang melakukan segala pekerjaanNya melalui kita. Menjadi pengikut dan pemagang Kristus artinya kita mencari tahu apa yang dilakukan Kristus. Kita ekspresikan melalui tindakan-tindakan kita. Penghalangnya adalah diri kita yang suka bersifat independen. Sering diri (ego) kita tidak mau mengikut Kristus, tapi mengikuti kehendak pribadi. Apa solusinya? Menyangkal diri dan memikul salib.

Rabu, 14 September 2011
Murid Tinggal Di Dalam Gurunya
Bacaan Firman: Yohanes 15:5-8
Pertanyaan renungan:
1.Diumpamakan seperti apakah Kristus dan kita? Bagaimanakah caranya agar kita berbuah banyak? (Ayat 5). Apa yang terjadi bila seseorang tidak tinggal dalam Kristus? (Ayat 6)
2.Hal apakah yang akan terjadi bila kita tinggal di dalam Kristus? (Ayat 7)
3.Apakah tandanya untuk diketahui kita adalah murid-murid Kristus? (Ayat 8).
Renungan Firman:
Pengajaran pokok anggur dan carang ini adalah prinsip hidup yang akan terjadi bilamana murid-murid bersatu dengan Kristus lewat pekerjaan Roh Kudus (1 Korintus 12:13). Setelah kebangkitan Kristus, maka murid-muridNya telah bersatu dengan Kristus. Kita bagaikan carang-carang yang bersatu (tinggal) dalam Kristus. Apabila kita memang bersatu dengan Kristus, maka kehidupan Kristuslah yang mengalir dalam dan melalui kita. Akibatnya, kita tidak usah “ngeden” untuk berbuah. Kita pasti akan menghasilkan buah-buah dalam kehidupan kita. Namun, apabila seseorang tidak bersatu (tinggal) dengan Kristus, tetapi ia hanya menempel seperti pohon benalu pada pokok anggur, maka ia tidak mungkin berbuah, dan ia adalah orang Kristen atau murid palsu. Jika kita adalah murid sejati atau carang sejati, maka kita pasti akan melakukan yang sama seperti yang dilakukan oleh pokok anggur, yaitu Kristus. Atau dikatakan perbuatan-perbuatan itu adalah perbuatan-perbuatan yang dilakukan Kristus (pokok anggur) melalui carang-carangnya. Apa yang Kristus lakukan dilakukan-Nya melalui kita carang-carangNya. Itulah buah-buah kita.

Kamis, 15 September 2011
Membajak Ladang Dan Membangun Rumah Bersama
Bacaan Firman: Matius 11:28-30; 1 Korintus 3:9
Pertanyaan Renungan
1.Ajakan apakah yang diberikan Kristus kepada kita semua? (Ayat 28-30).
2.Sebenarnya siapakah kita semuanya? (1 Korintus 3:9).
Renungan Firman:
Semua orang Kristen diumpamakan sebagai ladang Allah dan bangunan Allah. Dan yang lebih unik lagi, kita adalah pembajak-pembajak sekaligus ladang Allah. Kita adalah bangunan Allah (batu-batu hidup), sekaligus juga tukang-tukang bangunan. Di dalam ajakan Kristus, kita digambarkan sebagai dua sapi yang sedang di kuk dan bekerja bersama di ladang Allah. Pada zaman dahulu, ketika membajak ladang, para petani memasangkan 2 ekor sapi ke dalam sebuah kuk yang sama untuk menarik bajak. Mereka selalu memasang 2 ekor sapi yang berbeda. Satu sapi muda (junior), dan yang lain sapi dewasa (senior). Tujuannya adalah agar sapi muda belajar dari sapi dewasa, bagaimana caranya membajak ladang. Inilah pemuridan. Pemuridan adalah pertama-tama mengikut untuk belajar. Sebenarnya, sapi muda bukan hanya belajar, tapi mengalir bersama dengan sapi dewasa yang lebih kuat dan berpengalaman. Sapi dewasa adalah gambaran Kristus, dan sapi mudanya adalah kita. Jadi, pemuridan bukan sekedar mengikut Kristus, belajar dari Kristus, dan digerakkan oleh Kristus di kelas-kelas pelajaran. Tetapi lebih banyak mengikut Kristus, belajar dari Kristus, dan digerakkan oleh Kristus di lapangan langsung, yaitu di dalam pekerjaan membajak ladang atau membangun rumah Tuhan. Kita tidak bisa menjadi murid sejati bila kita tidak terlibat di dalam pembajakan ladang Allah dan pembangunan rumah Allah (bangunan Allah). Dengan membangun rumah Allah bersama-sama dengan Allah dan pekerja-pekerja lain kita adalah murid sejati.

Yosi Budiarto

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment