Membaca Itu Menyenangkan!
Bagi sebagian orang, bahkan mungkin bagi kebanyakan orang, khususnya di Indonesia, membaca buku mungkin adalah sebuah pekerjaan yang tidak menyenangkan. Bahkan, melalui sebuah survei yang pernah dilakukan beberapa tahun yang lalu, dibuktikan bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki tingkat membaca yang paling rendah dibandingkan negara-negara lain di Asia. Sungguh sebuah prestasi yang tidak pantas dibanggakan, di mana pemerintah justru sedang menggalakkan program untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ironisnya, di mana banyak sekali buku-buku yang menawarkan nilai-nilai dalam berbagai aspek kehidupan, tetapi buku-buku terlaris justru adalah buku-buku bergambar (komik) dan majalah-majalah infotainment. Tidak ada salahnya membaca buku seperti itu di waktu senggang, untuk keperluan refreshing, tetapi bila kita ingin benar-benar menambah wawasan kita tentang nilai-nilai kehidupan, ada baiknya kita mulai belajar membaca buku yang agak ‘berbobot’.
Salah satu nilai yang ditanamkan dalam kursus John Robert Powers adalah tentang bagaimana kita bisa meningkatkan kapasitas dalam diri kita dengan mengembangkan wawasan kita. Dan salah satu cara untuk menambah wawasan kita adalah dengan banyak membaca.
Sebenarnya hampir semua orang di Indonesia mengerti pentingnya membaca, tetapi mereka tidak ingin menjadikan membaca sebagai salah satu hobi mereka dalam proses pengembangan dirinya.
Berikut ini ada beberapa tips yang dapat diambil untuk melatih diri kita dalam meningkatkan minat membaca kita:
Yang pertama adalah dengan mendisiplinkan diri. Membaca adalah sebuah kebiasaan. Dan sebagaimana halnya kebiasaan yang lain, membaca membutuhkan keadaan yang berlangsung secara rutin dan terus menerus. Kunci yang paling utama adalah mendisiplinkan diri kita untuk membaca, dan mulailah dengan membaca buku-buku best-seller untuk menstimulasi minat baca kita, karena buku-buku yang diakui sebagai best-seller membuktikan bahwa buku tersebut mudah masuk ke berbagai macam kalangan. Bila minat baca kita sudah mulai terbangun dengan kuat, mulailah dengan membaca buku-buku yang sifatnya lebih spesifik ke suatu aspek kehidupan, seperti bisnis, psikologi, religius, dsb.
Tips berikutnya, bawalah buku bersama kita saat pergi. Banyak orang tidak suka membaca dengan alasan “tidak punya waktu luang”. Tetapi bila kita jujur pada diri kita sendiri, sebenarnya waktu itu selalu bisa kita dapatkan. Yang menjadi masalah adalah bagaimana kita mengisi waktu luang tersebut. Bagi orang-orang yang memiliki tingkat aktivitas yang tinggi, saran yang baik adalah dengan membawa buku bersama dengan kita pada saat kita bepergian. Dengan demikian, pada waktu kita senggang (mis. saat duduk menunggu seseorang) kita dapat mengisinya dengan membaca buku yang kita bawa.
Yang ketiga adalah biasakana untuk menetapkan target membaca. John C. Maxwell pernah menyarankan untuk menetapkan sebuah target dalam hal berapa banyak buku yang akan kita baca dalam suatu periode waktu tertentu. Dengan demikian, kita bisa melatih diri kita untuk time management. Contohnya, dengan menetapkan target minimal 12 buku dalam setahun kita bisa memprediksi bahwa kita akan menyelesaikan setidaknya 1 buku dalam sebulan, dan bila kita mau jujur, waktu sebulan adalah relatif panjang untuk menyelesaikan sebuah buku, apalagi bila diiringi dengan kebiasaan membawa buku seperti di poin kedua di atas. Yang terakhir, jangan membaca hanya semata-mata karena kewajiban.
Banyak orang, terutama pelajar dan mahasiswa, di Indonesia membaca hanya semata-mata karena kewajiban untuk mengerjakan tugas atau mempersiapkan ujian. Di kalangan pelajar di Indonesia, banyak dikenal istilah SKS yang berarti “Sistim Kebut Semalam”. Mungkin kita akan tertawa saat mendengar istilah tersebut, tetapi sebenarnya banyak yang tidak peduli pada kenyataan bahwa cara belajar seperti itu bukanlah cara belajar yang baik. Sebagai dampak dari membaca yang dilakukan hanya semata-mata karena kewajiban, banyak orang Indonesia yang memiliki pemikiran yang sifatnya text-book thinking, atau hanya terpaku pada apa yang dituliskan di buku, dan lemah dalam mengimplementasikan maupun mengembangkan teori yang sudah dipelajarinya dalam kehidupan nyata.
Membaca adalah suatu hal yang sangat baik, terutama bila berkaitan dengan menambah wawasan dan pengetahuan dalam hidup kita. Dengan meningkatkan intensitas kita dalam membaca, maka dengan sendirinya kita sedang berinvestasi untuk diri kita bagi masa depan. Semakin banyaknya pengetahuan yang kita miliki, semakin besar jugalah kesempatan untuk kita menjadi orang yang lebih bijaksana dalam bertutur kata dan bertindak.
About Me
Popular Posts
-
"Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada". Matius 6: 21. Teman, kutipan ayat di atas dapat memiliki arti negatif...
-
Menuliskan sasaran pribadi butuh disiplin. Relatif mudah untuk menghayal, berangan-angan atau menginginkan sesuatu dalam hidup ini, tapi men...
-
Seorang pria melewati kumpulan gajah, dia tiba-tiba berhenti dan bingung oleh fakta bahwa makhluk-makhluk besar hanya diikat dengan sebuah t...
-
1 Petrus 1:13-19 Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan...
-
1. Banyak sekali penyanyi terobsesi dengan nada tinggi. Karena memang nada tinggi bisa terdengar “menarik” dan “exciting” 2. Tapi banyak ...
-
Dalam perjalanan hidup ini banyak godaan yang bisa membuat kita jatuh dan jauh dari Bapa di Surga.. Ketika anda terjatuh dalam pencobaan itu...
-
Apa yang terlintas di benak kita, ketika kita mendengar kata "FREEDOM" (kebebasan, kemerdekaan)? Apakah itu merupakan sebuah ter...
-
Suatu hari seorang pekerja di perusahaan kayu mengenakan arloji kesayangannya. Arloji itu sangat disukai, karena diberikan oleh pacarnya. Ka...
-
FGCC 40 Days Daily Devotion #IntimacyWithGod Day 5: Friday 22 Feb 2013 PEKERJAAN DALAMAN Filipi 2:13 Karena Allahlah yang mengerjakan ...
-
Filipi 2 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan...
No comments:
Post a Comment