Pages

Akibat Iri



Manusia punya kecenderungan senang membandingkan diri dengan yang lain. Nampaknya ia diberkati, tapi saya tidak. Tampaknya hidupnya senang, namun saya tidak merasakannya. Ya, membandingkan diri karena ingin belajar merupakan hal yang baik. Namun ada pula yang membandingkan diri karena iri hati atau tersaingi.

Adalah baik bila seseorang mau belajar dari keberhasilan orang lain. Kalau ini yang dikembangkan tentu akan memacu kemajuan bersama. Namun jika iri hati saja yang ditonjolkan, ini akan menjadi masalah. Sejarah mencatat ada masalah serius karena iri hati dikembangbiakkan.

Kain berprofesi sebagai petani. Habel gembala domba. Keduanya mempersembahkan korban kepada Tuhan. Kain memberi dari hasil tanah yang ia peroleh. Habel mempersembahkan anak sulung dari kambing dombanya.

Apa yang terjadi? Kitab Kejadian mencatat, persembahan Habel diindahkan Tuhan. Tapi pemberian Kain tidak diindahkan. Kain sangat marah. Meski, Allah telah memberi peringatan (Kej 4:6-7) Namun, Kain tidak mengindahkan peringatan itu. Akibatnya, pembunuhan pertama di dunia terjadi, Kain membunuh adiknya habel (Ayat 8).

Iri hati mencerminkan ketidakdewasaan seseorang. Berkaca dari kisah Kain dan Habel, iri hati juga menghancurkan hidup kita dan juga hidup orang lain.

Di zaman ini, di mana masyarakat makin cenderung hanya mengukur segala sesuatu dari apa yang kelihatan (harta benda, jabatan, penampilan, perlakuan, dsb) iri hati makin menjadi bahaya tersendiri.

Lalu bagaimana cara menghapus iri hati ? Sederhana. Bersyukur dan tidak perlu selalu membandingkan diri. Sadari tiap orang diberikan Tuhan berkat khusus. Bersyukurlah atas keadaan Anda sekarang. Bersyukur adalah yang membuat hidup lebih nikmat. Karena itu, janganlah iri hati. Bersyukurlah!

Yosi Budiarto

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment