Pages

Love ur enemy



Bacaan: Matius 6:27-36
Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;
mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.
Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.
Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu.
Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.
Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.
Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian.
Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.
Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.
Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."

Suatu kali teman saya curhat kepada saya mengenai keluarganya di Indonesia. Dia begitu membenci paman dan keluarganya. Dia tidak pernah mau untuk mengasihi mereka karena kepahitan yang luar biasa sewaktu kecil. Di dalam perikop ini Tuhan menantang kita untuk mengasihi siapapun yang kita benci. Apa tandanya kalau kita sudah mengasihi mereka? Bahwa kita juga MAU memberikan yang terbaik buat mereka, yang kita benci. Apakah mudah?
Mungkin kita berpikir sama sekali tidak mudah. Tapi inilah yang Tuhan inginkan untuk kita bukan hanya mengasihi, tapi juga memberikan yang terbaik. Hubungan kita dengan mereka secara tidak langsung menggambarkan hubungan kita dengan Tuhan sendiri karena Tuhan sayang terhadap semua orang (ayat 35). Saat kita mau untuk terus belajar mengampuni dan memberikan terbaik kepada musuh kita, kita akan mendapatkan hal yang sudah Tuhan sediakan sebelumnya untuk kita. Mari kita mulai mengampuni dan belajar memberikan yang terbaik untuk mereka saat ini.

Yosi Budiarto

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment