BENOTZ

Yakobus 2:8-13
Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat baik.
Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran.
Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.
Sebab Ia yang mengatakan: "Jangan berzinah", Ia mengatakan juga: "Jangan membunuh". Jadi jika kamu tidak berzinah tetapi membunuh, maka kamu menjadi pelanggar hukum juga.
Berkatalah dan berlakulah seperti orang-orang yang akan dihakimi oleh hukum yang memerdekakan orang.
Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman.

“Don’t judge me..” menjadi sebuah propaganda untuk meyakinkan orang lain bahwa selalu
ada alasan untuk setiap perbuatan dan orang lain tidak berhak menilai. You don’t know what I’ve been going through man! Aku punya alasan yang kuat! Don’t judge me if you don’t know me!
Tapi kadang itu menjadi sebuah bentuk pembelaan diri untuk menghindari rasa bersalah dan teguran orang lain, bahkan untuk dosa. Ingat, tidak pernah ada alasan yang valid untuk berbuat dosa.
Memang tidak nyaman kalau orang menegur kita, entah itu memang kesalahan kita, apalagi kalau jelas-jelas bukan kita yang salah. Tapi saat kita bisa berhenti membela diri dan memiliki respon yang benar, kita akan bisa menentukan mana “penghakiman” yang berguna dan mana yang tidak. Kalau kita percaya Tuhan membela kita, untuk apa kita membela diri? Kalaupun Tuhan tidak membela, it simply means everything’s gonna be alright.
“With a good respond, judgement can be a great way of improving oneself!”
~Eddo Darian