Pages

Keluarga Jemaat



Efesus 2:13-20
Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.
Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat",
karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.
Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,
yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.

“Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari
orang-orang kudus. Dan anggota-anggota keluarga Allah”
Alkitab menggambarkan kehidupan kekristenan kita dengan berbagai hal. Tuhan Yesus
membandingkannya dengan bangunan yang harus dibangun di atas dasar yang kuat sehingga
ketika banjir dan angin melandanya, bangunan itu tidak roboh (Mat 7:24-27). Kehidupan
rohani kita juga digambarkan seperti benih yang perlu disiram dan dirawat agar menjadi pohon yang berbuah banyak (1 Ptr 1:23). Ketika dilahirkan kembali, kita menjadi bayi rohani, yang selanjutnya perlu bertumbuh hingga mencapai kedewasaan rohani.
Seorang bayi tentu membutuhkan keluarga yang akan merawat dan memperhatikannya secara
intensif. Demikian pula bayi rohani, kita memerlukan keluarga rohani yang akan membantu dan mendorong kita dalam kehidupan kerohanian kita. Untuk itulah tubuh Kristus atau jemaat ada supaya menjadi keluarga rohani. Dalam 1 Tim 3:15, jemaat disebut sebagai “...keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, penopang dan dasar kebenaran” Allah tidak ingin anak-anakNya hidup terpisah satu sama lain, maka Ia menciptakan keluarga rohani di dunia ini bagi kita.
Tak seorang pun dapat menjalani kehidupan sendirian. Allah telah menetapkan kita untuk menjadi bagian dari sebuah keluarga rohani. Mari kita belajar menaruh kasih saudara yang lebih kepada teman-teman kita yang baru mau mengenal Tuhan. Kita menyambut mereka seperti menyambut anggota keluarga baru kita. Orang yang hidup untuk dirinya sendiri adalah orang yang paling kerdil jiwanya.

Yosi Budiarto

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment