Pages

Mark Grantham



“Janganlah pandang parasnya atau perawakannya yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.”

1 Samuel 16:7

Mark Grantham bukanlah seorang jutawan karena mampu menghidupi lima orang anak asuhnya yang tersebar di Afrika dan India. Cereblar Palsy yang dialaminya, yaitu lumpuh dari leher atas ke bawah tidak mengurungkan niatnya untuk membagikan kasih kepada anak-anak yang sangat membutuhkan bantuan. Mark tidak bekerja sebagai CEO di sebuah perusahaan ternama ataupun berpenghasilan diatas rata-rata, tapi yang dilakukannya adalah berjualan batangan coklat diatas kursi rodanya, di jalanan kota Newmarket, Selandia Baru.

Mark yang sudah berjualan cokelat batangan selama 17 tahun ini mengungkapankan bahwa dia akan terus berjualan cokelat bahkan kalau perlu sampai dia mati, untuk membiayai kehidupan anak-anak asuhnya. “Saya seperti seorang Bapak bagi mereka, dan sangat senang melakukannya karena Tuhan benar-benar telah meletakkan di hati saya untuk menolong anak-anak tersebut.”

Kehidupan kita dibagi menjadi dua bagian, outer life dan inner life. Kehidupan di luar kita yang bisa dipandang oleh manusia secara kasat mata adalah outer life, dan semua orang dapat melihat ataupun mengetahui keadaan kita meskipun sudah ditutupi. Yang kedua adalah inner life, dan untuk kehidupan yang ini hanya Tuhan dan kita yang tahu.

Terkadang manusia hanya menitik beratkan pikiran mereka terhadap outer life mereka, dan cenderung menjadi berpura pura dengan menutupi “kehidupan” hati mereka. Tapi sepintar apapun manusia menutupi keadaan hati mereka, Tuhan tetap mengetahuinya.

Saat ini kita dituntut untuk menjadi orang yang mempunyai hati yang tulus dan murni, yang sesuai antara perkataan dan hati kita. Karena mungkin manusia melihat rupa, tapi Allah melihat dan mengenali hati kita. Seperti Mark yang mungkin hidup dengan kecacatan fisiknya, tapi hatinya yang murni tergerak untuk membantu anak-anak yang benar membutuhkan bantuan financial darinya untuk bertahan hidup.

Seperti yang ditulis di Kisah Rasul 24:16, Paulus sendiri mengajarkan kita untuk mempunyai hati yang nurani yang murni, bukan hanya dihadapan Allah tetapi juga dihadapan manusia. Mari selami hati kita, apakah masih ada hal-hal yang terkesan fine diluar tetapi bobrok di dalam yang membuat hati dan perbuatan kita tidak berada dalam satu line yang sama. Karena menutupi hati yang busuk dengan perbuatan yang baik tidak akan membuat Tuhan terkesan, karena hanya ketulusan dan kemurnian yang Dia inginkan. (mon)

Yosi Budiarto

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment