Pages

Thermo Bersaudara



Luk 14:27-35
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia,
sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.
Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.
Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.
Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?
Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"

Mungkin dari namanya thermometer dan thermostat bisa kita bilang kalau mereka
“bersaudara” tetapi keduanya sebenarnya adalah 2 hal yang berbeda. Thermometer hanyalah menjadi pengukur suhu udara di sekitarnya, sedangkan fungsi thermostat adalah merubah suhu udara sekitarnya. Thermostat kita temukan di system pendingin ruangan (AC).
Pada awalnya ruangan bersuhu 30 derajat, kemudian saat kita menyalakan AC dengan suhu
18 derajat, AC akan berusaha mengubah suhu ruangan dari 30 derajat sehingga menjadi 18 derajat. Mungkin hal-hal di atas tedengar biasa dan sering kita dengar, tetapi bagaimana kita sering menyikapi kehidupan ini?
Kebanyakan dari kita hanya mau menjadi “pengukur”, kita tidak mau terlibat lebih banyak dalam pergerakan-pergerakan yang Tuhan kerjakan di sekeliling kita. Seberapa banyak dari kita yang mengambil keputusan dan berkomitmen untuk menjadi “thermostat” untuk sekeliling kita? Seberapa banyak dari kita yang rindu untuk mengkontribusikan sesuatu yang berdampak untuk komunitas?
Melalui renungan hari ini, saya cuma mau mengingatkan kita untuk terus menjadi bagian dari pergerakan Allah untuk generasi ini. Jangan tunggu lagi untuk menjadi pengubah-pengubah dunia untuk kemuliaan Dia. Selamat menjadi thermostatnya Tuhan.

Yosi Budiarto

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment