Pages

When God said "NO"


When God said,”No.”, He has a reason for it!

Sebuah kesaksian datang dari seorang missionaris yang diundang ke suatu acara Kristen di salah satu universitas terkemuka di Malaysia.

Adalah sosok seorang wanita yang sudah cukup berumur yang mendedikasikan dirinya untuk Tuhan. Ia maju kedepan, dan mulai berbicara sepatah dua patah kata dengan suaranya yang terdengar mungil dan cukup menarik perhatian hadirin di ruangan itu. Secara garis besar ia berbicara tentang bagaimana penyertaan Tuhan dalam tiap detik pelayananNya dalam menjangkau anak – anak kecil di daerah kumuh di Malaysia dan negara – negara miskin sekitarnya.

Suasana makin memuncak seru ketika ia mulai menceritakan tentang campur tangan Tuhan dalam kehidupan pribadinya dimana ketika Ia harus memutuskan pertaliannya dengan lelaki yang selama dua tahun terakhir sudah menjadi kekasihnya. “Kami sudah bersama selama kurang lebih dua tahun, dan orang tua dari pihak masing – masing pun sudah menyetujui hubungan kami untuk melangkah ke jenjang pernikahan.”, jelasnya. ”Namun, ketika itu saya datang kepada Tuhan dan bertanya apakah Ia menghendaki pernikahan kami, dan surprisingly jawabanNya adalah, tidak.”

Kontan seisi ruangan terperangah miris mendengar jawaban Tuhan untuk missionaris ini. Bayangkan, dua tahun bukanlah waktu yang singkat untuk dilewati bersama dan tiba – tiba datang suara dari otoritas tertinggi menyatakan ketidakberkenaanNya atas hubungan itu. “Saya terdiam dan cukup kaget mendengar jawaban Tuhan yang secara jelas diungkapkan kepada saya. Akhirnya dengan amat berat hati saya menjawab “tidak” ketika lelaki itu melamar saya.” katanya panjang lebar. Jelas seisi ruangan itu merasa geregetan dan tidak habis pikir. “Apa yang Tuhan mau sih sebenarnya?” pertanyaan kecil seperti ini mungkin ada terlintas di benak hadirin saat itu.

Tak lama kemudian, missionaris ini melanjutkan, “Setelah hari itu, saya pergi meninggalkan lelaki itu bersama keluarga saya. Tiba – tiba saya mendapat telepon dari saudaranya bahwa ia sakit jiwa dan terus berniat untuk bunuh diri.”, katanya sembari menutup kesaksiannya.

When God said,”No.” He has a reason for it. Inilah kalimat yang tepat untuk menggambarkan peristiwa di atas. Terkadang, waktu pun tidak dapat memberi kepastian bahwa kita akan mengenal karakter seseorang dengan sangat pasti. Mungkin kita merasa bahwa kita sudah mengenal pasangan kita atau orang-orang terdekat kita dengan pasti, namun hati dan pikiran manusia hanya Tuhan yang benar-benar mengetahuinya. Berdasarkan cerita di atas, Tuhan benar-benar mengetahui karakter mereka secara pasti dan ketika Tuhan berkata “tidak”, tentu dia memiliki alasan yang pasti akan itu.

Hal ini pun erat hubungannya dengan relationship antar anak muda. Ketika Tuhan bilang ,”tidak” untuk kita menjalin suatu hubungan di usia sekolah, Dia memiliki alasanNya yang tepat yaitu semata – mata karena kita belum cukup dewasa dan belum cukup memiliki tujuan yang jelas untuk hubungan tersebut. Ibarat seorang anak kecil berumur delapan tahun yang ingin mengendarai mobil, dan jelas – jelas dilarang oleh ayahnya karena usianya yang masih amat kecil dan belum tahu bagaimana cara mengendarai mobil dan yang pasti bisa celaka. Sama hal nya dengan anak kecil yang sangat ingin mengendarai mobil tadi, sebagai anak muda kita memiliki emosi yang wajar untuk menyukai dan ingin bersama dengan seseorang, tetapi apa gunanya suatu hubungan yang hanya didasarkan pada sebuah emosi tanpa tujuan yang jelas? Yang terjadi pada akhirnya hanyalah kegagalan dalam hubungan tersebut.

So, ketika Tuhan bilang ,”tidak.” Dia memiliki alasan yang kuat dan itu baik bagi kita.Taatlah dan Percayakan hidupmu pada penciptamu yang tahu apa yang terbaik untukmu! (GTG)

Yosi Budiarto

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment