Pages

You are the family, too!



Seorang ibu bertanya pada anaknya tentang harinya di sekolah, sambil membawa es krim, berharap si anak mau berbagi dengannya, Si anak hanya menjawab pendek, sibuk dengan Blackberrynya, dan masuk kembali ke kamarnya.
Di rumah lain, seorang anak sedang bercerita pada kakaknya tentang tempat hang out baru yang ia datangi kemarin. Si ayah mendengar, lalu mengingatkan dengan nada tinggi bahwa di tempat-tempat hangout seperti itu bisa saja ada pengincar gadis-gadis muda, atau pengedar obat yang akan mempengaruhi si anak, dan lain sebagainya.

Terasa familiar? Well, karena hal-hal tersebut seringkali terjadi di dalam kehidupan setiap dari kita. Berasal dari generasi yang berbeda, orang tua kita seringkali kurang memahami apa yang menjadi kesulitan kita di jaman sekarang. Sedangkan kita, dalam masa remaja ataupun dewasa muda, seringkali disibukkan dengan hal-hal di luar rumah yang kita anggap ‘gaul’ dan ‘gua banget’, sehingga ketika kita di rumah, kita tidak lagi punya antusiasme untuk peduli terhadap anggota keluarga kita.

Disadari atau tidak, kita sering menganggap remeh keluarga kita. Kita mempunyai mindset bahwa keluarga kita, akan tetap ada disana dan menyayangi kita apapun yang kita perbuat. Adalah benar bahwa keluarga kita akan tetap ada disana kapanpun kita butuhkan, tetapi tidak rindukah kita mempunyai rumah yang hangat, dengan kedekatan setiap anggota keluarga di dalamnya?

Banyak cara, banyak jalan, untuk menciptakan kehangatan di keluarga. Yang mutlak adalah mengingat bahwa kita, ya, setiap dari kita, adalah anggota keluarga. Kadang sebagai anak saya berpikir, ah saya kan cuma anak, tugas orang tua dong buat menyatukan keluarga ini. Seperti Alkitab berkata, “…malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan.” (I Kor 12:22).

Menciptakan kehangatan di keluarga itu simpel koq. Nonton TV bareng, ngobrol di meja makan, dengerin lagu bareng di mobil, apa saja bisa menimbulkan keakraban. Kuncinya adalah tidak gengsi, dan mau peduli. Kalau kita mau menaruh hati kita di keluarga dimana kita ditempatkan, cara apapun akan berdampak positif buat seluruh anggota keluarga. Karena kita, adalah bagian dari keluarga ini, sepenting orang tua, kakak, dan adik kita. (NH)

We take a lot of things for granted. One day it’ll be taken away. That’s when you’ll realize how important it was. You never miss your water till your well runs dry.

(from ‘Till you lose it all’ by Lucky Dube)

Yosi Budiarto

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment