BENOTZ

Bagi sebagian besar orang, pagi itu adalah pagi biasa seperti hari-hari sebelumnya, segala sesuatunya berjalan normal seperti biasanya (segala sesuatu berjalan normal seperti biasanya/segala sesuatunya berjalan normal seperti biasa). Namun tampaknya pagi itu bukan awal yang baik untuk beberapa orang. Seorang manager mencari-cari toko yang menjual plester lantaran kakinya yang sakit karena mengenakan sepatu yang baru saja ia beli beberapa waktu lalu. Seorang wanita kaget saat terbangun pagi itu, lantaran alarmnya tidak berbunyi tepat waktu. Di tempat lain, seorang pria menumpahkan makanan di bajunya sehingga ia memerlukan waktu lebih banyak untuk berganti pakaian.

Hal-hal kecil seperti yang diceritakan di atas memang bisa terjadi kapan saja; terjadi begitu saja (terjadi kapan dan begitu saja) seakan semuanya diluar kontrol. Kadang kala, hal tersebut tidak jarang membuat kita menggerutu, namun tidak jarang juga hal-hal yang tidak disengaja seperti itu membuat kita bersyukur. Misalnya, “Ketika aku hendak membayar belanjaanku di supermarket tadi, aku sadar ternyata uangku kurang, tapi puji Tuhan ada orang yang kukenal yang mau meminjamiku uang. Syukurlah.”
Setiap kita tentu pernah mendapat halangan-halangan kecil ataupun besar ketika kita ingin melakukan sesuatu. Coba ingat-ingat kembali bagaimana respon kita ketika ada hal-hal yang menghalangi atau menghambat kita melakukan tujuan kita. Ucapan syukur begitu mudah mengalir ketika bertemu dengan “kebetulan” yang membawa berkat. Namun ketika mendapat “kebetulan” yang tidak mengenakkan seperti pertama cerita di atas, berapa banyak yang masih bisa sekedar berkata, “Puji Tuhan saya terlambat bangun.” meskipun saat itu kita mungkin tergesa-gesa, “Puji Tuhan sepatu saya entah ke mana.” meskipun saat itu kita tahu bahwa kita akan terlambat ke suatu acara, “Puji Tuhan uang saya hilang sehingga saya tidak bisa pergi bersama teman-teman saya.” meskipun kita sangat ingin pergi bersama mereka, dst..

Lantas, apakah benar semua hal tersebut hanya sekedar halangan yang terjadi “di luar kontrol” ?

Cerita yang pertama adalah kisah nyata dari mereka yang selamat dari tragedi 11 November(11 September). Orang-orang tersebut adalah orang-orang yang bekerja di World Trade Centre (WTC) dan mereka terselamatkan oleh hal kecil yang mungkin sesaat terlihat seperti “musibah”. Karena hal kecil tersebut, mereka menjadi terlambat untuk pergi bekerja, namun hal tersebut justru menyelamatkan nyawa mereka dan akan menjadi hal yang tidak akan pernah mereka lupakan (tidak akan pernah dilupakan) dalam hidup mereka. Sama seperti kehidupan kita, seringkali kita merasa seperti ditimpa oleh suatu “musibah”, namun percayalah ketika kita sudah menyerahkan hidup kita kepadaNya maka everything is under control. Terkadang kita mungkin tidak menyadari bahwa dari “musibah” tersebut kita justru diselamatkan dari hal-hal yang jauh lebih besar dan membahayakan kita. Yuk, kita sama-sama belajar bersyukur untuk segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita, meskipun mungkin saat ini hal tersebut terlihat kurang mengenakkan. Namun, setiap hal yang terjadi dalam kehidupan kita, baik atau buruk kelihatannya, pasti ada sesuatu yang hendak Tuhan sampaikan. Entah itu untuk menyelamatkan kita seperti cerita di atas, untuk menegur kita, atau mungkin ada hal lain yang Tuhan ingin kita lakukan lewat kejadian-kejadian tersebut karena sungguh, Ia selalu memperhatikan dan menyerai (menyertai) kita dan (diganti pake koma atau ; untuk jedah) tidak pernah sedetikpun dalam kehidupan kita, kita benar-benar sendiri! (ENG)

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Yeremia 29:11