Pages

The Power of Imagination

Time flies... Waktu berlalu dengan sangat cepat. Hari demi hari kita lewati, mulai dari masa kecil, SD, SMP, SMA, Universitas dan bahkan dunia kerja. Kita sudah beranjak semakin dewasa untuk bisa mengerti apa yang sebenarnya kita inginkan dalam hidup kita. Sebagian orang mungkin sudah menemukan mimpi terbesar mereka, hanya saja sebagian lain mungkin masih sibuk mencari jati diri masing-masing, bergumul dalam keraguan dan ketakutan memikirkan kemana masa depan akan membawa mereka. Tapi, menemukan impian saja tidak cukup. Terlarut dalam imajinasi yang indah saja bukan akhir dari segalanya. The point is: how could we make our dream become reality?Bermimpi itu mudah, tapi merealisasikannya sulit. Berimajinasi itu lebih mudah daripada membalikkan telapak tangan, tapi apa jadinya kalau tidak ada kekuatan sama sekali dalam imajinasi itu? Wake up guys, saat kita bermimpi, hanya kitalah yang bisa mewujudkan mimpi itu. Dreams will be just dreams if you don’t wake up to make them true. Pernah dengar quotes seperti ini? “Aku lebih baik kehilangan penglihatanku daripada harus kehilangan visiku.” Vision is the power of imagination. Saat imajinasi itu sendiri kehilangan kekuatannya, it’s not longer a vision. Bak benih, Tuhan menitipkan visi ke tangan kita. Kita sendirilah yang harus bertanggung jawab dengan hidup kita, bukan orangtua kita, teman kita, atasan kita ataupun hewan peliharaan kita. Dengan kemauan keras dan kerinduan yang baik, kita bisa membangun visi itu dan merealisasikannya. Akan tetapi, kita harus bisa membedakan mana visi yang baik dan visi yang buruk. Visi yang buruk biasanya berfokus pada diri sendiri atau sesama manusia. Visi yang baik berasal dari Tuhan dan bertujuan untuk kembali memuliakan Tuhan. Saat kita mengharumkan nama Tuhan, kita akan melakukannya dengan segenap hati kita. Kembali lagi, it’s a matter of heart. Setiap pekerjaan bermula dari hati untuk bisa diselesaikan dengan baik, seperti yang tercatat dalam Kolose 3:23, “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” Saat kita menemukan dan membangun visi kita, kita harus bertanya pada diri kita sendiri, apakah visi itu dapat meninggikan nama Tuhan, membangun kita ke atas dan bukannya keluar dari jalan yang telah Tuhan rancang untuk kita? Saat kita sudah yakin visi itu adalah visi yang “baik” kita harus bertanya lagi pada diri kita sendiri, if you could have it, would you take it? Apakah kita mampu dan sungguh-sungguh dalam mewujudkannya? Kalau jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini “Ya”, just go for it. Percayalah, kita pasti bisa meraih impian kita. Keraguan dan ketakutan akan lenyap seiring dengan kemauan yang menjelma makin kuat, procrastination dalam diri kita akan pudar dan akhirnya menghilang seperti asap dan tantangan-tantangan seberat apapun pasti akan bisa kita hadapi. Namun ingatlah, bukan hanya diri kita sendiri yang kita andalkan untuk meraih impian kita, tetapi serahkanlah semuanya ke dalam tangan Sang Pencipta. Karena seberapa kuat pun diri kita, kalau kita menanggung beban itu sendirian, kita tidak akan pernah berhasil. Therefore friends, keep your imagination, identify your vision, take action, evaluate, surrender everything to God and you’ll find success! Tetapi ada hal yang paling penting yang tidak pernah boleh luput dari setiap langkah kita untuk meraih kesuksesan: ucapan syukur kepada Tuhan. Be successful and be thankful, friends! (ASA)

Yosi Budiarto

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment