Pages

Prayer Hall

Pada Sabtu 19 November 2011 lalu, FGCC kembali mengadakan sebuah kegiatan doa yang diberi nama Prayer Hall. Dengan dihadiri oleh kurang lebih 55 orang, Prayer Hall berjalan dengan cukup lancar. Awalnya acara ini banyak memicu rasa penasaran dari beberapa orang yang masih asing dengan namanya, pasalnya Prayer Hall adalah salah satu acara doa yang dikemas sedemikian rupa sehingga berbeda dari doa bersama yang biasa dilakukan di FGCC. Melalui acara ini, setiap pribadi yang hadir diharapkan dapat mengalami indahnya hadirat Tuhan melalui doa yang dinaikan secara pribadi. Setelah tampil dengan tema “Dependancy on God” pada Prayer Hall pertama, Prayer Hall kali ini mengusung tema “intercessor” yang dalam bahasa Indonesia artinya adalah “pendoa syafaat”, yaitu orang yang berdiri menjadi perantara bagi sesamanya melalui doa. Salah satu contohnya adalah peristiwa yang tercatat dalam Alkitab mengenai Abraham dan kota Sodom Gomora. Pada saat itu Tuhan murka dengan penduduk kota Sodom dan Gomora karena dosa yang mereka perbuat, banyak keluh kesah orang kepada Tuhan mengenai penduduk kota itu. Tuhan pun berniat memusnahkan kota Sodom dan Gomora beserta penduduknya. Namun kehadiran Abraham dihadapan Tuhan membuat Tuhan mempertimbangkan niatNya. “Tuhan jika sekiranya ada orang benar didalam kota itu, masakkan Engkau tetap akan memusnahkan orang – orang benar bersama dengan orang fasik?” tanya Abraham. “Bagaimana jika sekiranya ada 50 orang benar di kota itu?” lanjutnya. Tawar menawar antara Abraham dan Tuhan berlangsung cukup alot dan berakhir pada sebuah kesepakatan Tuhan kepada Abraham bahwa jika didapati 10 orang benar saja di kota itu, Ia akan mengurungkan niatNya memusnahkan Sodom Gomora. Jelas sekali dari peristiwa itu bahwa Tuhan mempertimbangkan setiap doa yang keluar dari mulut orang percaya. Ia menghargai dan melihat hati setiap pribadi yang berdiri menjadi perantara bagi orang lain. Itulah sebabnya mengapa ada kesaksian sukacita mengalir dari seorang pemimpin fresh com leader yang melihat terobosan rohani dalam diri anak binaannya setelah mendoakannya cukup lama, atau kesaksian mengenai orang tua yang akhirnya menyaksikan anaknya mengenal Tuhan setelah bergumul dalam doa bertahun - tahun. Semua hal itu membuktikan bahwa Tuhan terlalu sanggup melakukan jauh dari apa yang kita harapkan, namun Ia juga rindu melihat kita terlibat dalam rencanaNya melalui doa. Tidak ada doa yang murni yang tidak dipertimbangkanNya. Seperti seorang hamba Tuhan yang pernah berkata : “Tuhan bisa tanpa kita, namun Ia tak mau tanpa kita”. Oleh karena itu mari bahu membahu dalam doa. Topang sesamamu melalui doa dan permohonan kepada Tuhan. Mari bangun atmosfir ‘suka doa’ di FGCC supaya sungguh lawatan Tuhan nyata akan gereja kita. Seorang bijak berkata bahwa pertumbuhan suatu gereja terletak dari kualitas doa atau penyerahan diri suatu gereja kepada Tuhan. Oleh karena itu, mari tetap tekun berdoa dan perbesar kapasitas hati dan beban di hatimu untuk berdiri menjadi perantara bagi sesama, gereja, bahkan bangsamu melalui doa.

Yosi Budiarto

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment