Pages

Tanah Liat

“Aku bisa melakukannya. Aku yang terbaik, dan akan selalu menjadi yang paling baik. Aku nggak percaya siapapun kecuali diriku sendiri.” Kalau boleh jujur, beberapa dari kita pasti pernah berpikiran sama seperti kalimat di atas, merasa kalau kita bisa melakukan segalanya dengan kekuatan kita sendiri tanpa bantuan orang lain, atau ironisnya, kita merasa kita bisa berdiri sendiri tanpa Tuhan. Kita mulai berjalan menjauh dalam rencana kita sendiri, tanpa memperdulikan kalau sebenarnya Tuhan punya rencana yang lebih indah bagi kita. Saat itu jugalah kita terjatuh dalam dosa kesombongan. Dosa kesombongan adalah awal kejatuhan manusia. Dalam kitab Amsal 8:13 tercatat bahwa Tuhan membenci segala jenis kesombongan, karena kesombongan hanya dapat mendatangkan kehancuran bagi pelakunya. Untuk dapat belajar menjadi murid Kristus, kita harus bisa membuang kesombongan kita jauh-jauh dan tunduk sepenuhnya pada firman Tuhan. Kerendahan hati adalah kunci utama untuk menjadi murid sejati Kristus. Knowlegde without humility is like a balloon full of air. Mungkin dari luar, balon itu terlihat besar, penuh dan luar biasa indah, akan tetapi semakin jauh balon itu terbang, dan karena begitu penuhnya udara dalam balon itu, angin kencang bisa saja membawanya pergi keluar dari jalur terbang yang ia inginkan. Bersamaan dengan itu, balon yang kelewat penuh oleh udara bisa saja pecah sewaktu-waktu dengan mudahnya. Sama seperti halnya manusia. Ketika kita jatuh dalam dosa kesombongan, kita merasa diri kita adalah orang yang paling hebat, kita bakal berjalan menjauh dari Tuhan tanpa kita sadari. Dan saat itu juga cobaan yang tidak bisa kita atasi dengan kekuatan kita sendiri bakal meremukkan kita hingga kita hancur berkeping-keping. Therefore, if you want to be successful, humble yourself before God. Seorang murid Kristus diumpakan seperti tanah liat, yang mau terus dibentuk oleh penciptanya, tak peduli seberapa berat cobaan yang harus dihadapi. Jangan menjadi seperti balon yang terlalu penuh oleh udara, yang kelihatannya luar biasa, tapi dapat meletus sewaktu-waktu. Tapi jadilah tanah liat yang rendah hati dan siap dibentuk. Untuk menjadi rendah hati mungkin sangat sulit, tapi percayalah, saat kita bersedia taat dan tunduk pada Tuhan, mengandalkanNya dalam situasi apapun, kita sedang menjadi seorang yang rendah hati. Kita manusia, layaknya tanah liat, yang bukan apa-apa pada awalnya, tapi apabila kita tunduk dan bersedia untuk dibentuk, kita akan menjadi kuat dan indah pada waktunya. Thus, let God run the show and we follow. Belajar untuk merendahkan hati kita di hadapan Pencipta kita, karena dengan begitulah kita bisa menjadi murid sejatiNya. Ibarat tanah liat juga, saat kita jatuh ke dalam dosa, saat kita sedang hancur, Tuhan kembali datang, membuat kita menjadi yang baru lagi asalkan kita percaya dengan rencanaNya dan siap untuk dibentuk lagi. Hidup kita adalah tanah liat di tangan Tuhan. Tuhan berdaulat penuh atas hidup kita. Surrender yourself and you’ll be a true diciple. “Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati menerima pujian.” - Amsal 29:23. (ASA- inspired by IT)

Yosi Budiarto

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment